Untuk Perjamuan Terakhir

Dari sini tampak garpu-garpu tergeletak menemani pinggan yang tadinya penuh. Gelas-gelas kosong usai membilas percakapan. Kaya rasa, melimpah aroma, namun meja telah sepi. Sekian tamu yang diundang, sedikit yang abadi. Mungkin akan jadi legenda hingga tunas termuda di gunung tak dikenal menjadi akar tertua yang siap terguling dan terurai. Atau bangkit menjadi rasi bintang rahasia yang tak ada di peta.

Ada berbagai cara untuk menutup hajatan ini. Pintu keluar ada di sana; beranjak saja dari kursi kemudian berlalu. Jendela besar ada di sana, jika ada yang menghendaki cara yang lebih ekstrim. Atau, terlebih dahulu membingkis senyuman kekal untuk tuan rumah, sebelum menentukan bagaimana cara menjauhi meja makan, lepas dari naungan.

Bertamulah lagi lain waktu.

Comments