Untuk Thank You dan Goodbye

Setelah ini, kamu mempersilakan tamumu pergi. Masih ingat keranjang penuh kerikil di ambang jalan keluar? Tamumu akan mengangkutnya dengan kedua tangan. Lalu langkahnya akan tampak sedikit terhuyung dan lamban. Pada jalan setapak yang menjauhkannya dari suaka itu, mungkin sesekali akan dia tolehkan wajahnya ke arahmu. Mungkin juga sesekali dia akan berhenti di tempat, seakan hendak bertamu kembali. Demikianpun, napas yang kalian hela mungkin tak akan membawa suara lagi.

Andai bisa, dia hendak menunggu dua musim lagi sebelum pamit. Tak ada yang bisa menebak seberapa panjang hati seseorang terbentang. Jika pemilik persembunyian telah beranjak dan menutup hari, apa lagi yang perlu dipinta? Sebaiknya ucapkan terima kasih yang tulus sebagai lambaian selamat tinggal yang disamarkan. Lalu berjanji pada dirinya sendiri: tak akan ada air mata.

Comments