Untuk Obrolan Akhir Pekan

Pagi itu, tak satupun dari mereka mendahului laju matahari. Perlahan menarik napas, perlahan membuka mata. Mungkin ada cangkir penuh kopi di tangan kananmu. Atau sebilah layar telah mencuri telapakmu lebih dulu.

Lebih jauh ke barat, pagi berawan. Ada kesombongan yang seketika tumbuh lebih cepat daripada cabai di hari keempat belas. Menyisip di sela-sela bibir yang merentang lebar mengejek burung-burung pencari ulat. Juliet bisa saja iri pada senyum itu.

Terjeda sesekali, namun surat tetap datang dan pergi. Tarian dan nyanyian seakan menjadi sarapan dua porsi. Di luar, hari menurunkan tangga untuk sinarnya yang perlu mencari tempat. Lebih tinggi, lebih terang, lebih mudah mengintip percakapan.

Sebelum dedaunan semakin gencar berfotosintesis, mereka menutup sesi bersama lonceng jam makan. Entah ke mana pagi tadi, entah ke mana awan tadi. Siang terang menjadi pengganti latar belakang. Lembar-lembar sopan itu dilipat, siap dirasuki lagi lain pekan.

Comments